Tanda-Tanda Hati yang Mati
Hati yang mati bukanlah mati dalam
arti secara lahiriyah atau fisik. Hati yang sudah mati adalah tidak
berfungsinya hati secara fitrahnya. Fitrah hati adalah menerima akidah serta
keimanan kepada Allah SWT. Hati yang mati sudah ditutup dan dihijab oleh Allah
SWT dari iman serta hidayahya. Hati yang mati akan selalu dikuasai oleh hawa
nafsu syaitaniyah, yang selalu mendorong untuk berbuat dosa, maksiat serta
ingkar teradap perintah Allah dan Rasulullah.
Apabila hati
sudah tidak berfungsi, maka hawa nafsulah yang akan menguasainya, ia akan
selalu berbuat dosa, ia akan selalu berbuat maksiat. Kehidupan mereka penuh
dengan kesombongan dan ketakaburan. Kehidupan mereka hanya berdasarkan perasaan
dan bukan berdasarkan aturan, yaitu aturan Allah SWT.
Dalam
Al Qur’an dinyatakan ada beberapa tingkatan kualitas hati sehingga
masing-masing dari kita dapat menilai ada di kualitas yang manakah hati kita
selama ini. Kualitas hati yang disebut dalam firman Allah itu antara lain :
Hati
yang berpenyakit, yaitu orang yang dalam hatinya terdapat sifat atau rasa iri,
dengki, dendam, pendusta, munafik, riya’, kasar dan sifat-sifat yang
sejenisnya. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 10 :
“Di dalam hati mereka
ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta” (Al Baqarah:10).
Firman Allah SWT:
“Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”. (Surat Al
Muthaffifin : 14)
TANDA-TANDA HATI YANG MATI
- “Tarkush sholah” Berani
meninggalkan Sholat Fardhu,
- “Adzdzanbu
bil farhi” Tenang tanpa merasa berdosa padahal melakukan dosa
besar.
“ Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil
pelajaran [daripadanya]. (QS.7
Al-Araf :3) “
- “Karhul Qur’an” Tidak
mau membaca bahkan menjauih dengan ayat-ayat Alqur’an,
- “Hubbul ma’asyi” Terus
menerus melakukan ma’siyat,
- “Asikhru” Sibuknya hanya
mempergunjing, buruk sangka, merasa dirinya lebih suci,
- “Ghodbul ulamai” Sangat
benci dengan nasehat baik & ulama,
- “Qolbul hajari” Tidak
ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan & akhirat,
- “Himmatuhul bathni” Gilanya
pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya,
- “Anaaniyyun” sama sekali masa bodoh keadaan orang
lain, saudara bahkan bisa jadi keluarganya sekalipun menderita,
- “Al intiqoom” Pendendam hebat,
- “Albukhlu” sangat pelit,
- “Ghodhbaanun” cepat marah karena
keangkuhan & dengki.
HIDUPKAN HATI DENGAN
- Banyak dzikir,
- Banyak baca kisah para shalihin terdahulu,
- Kisah ibadah keshalihan bagaimana Islam
diterapkan dizaman kenabian, para shahabat tabiin,
- Merenung kejadian dalam kehidupan yang
merupakan tanda keberadaan Allah SWT yang mutlak brada diatas smuanya,
- Banyak nyebut “Laa ilaaha ilallaah”
- Akrab dengan ilmu,
- Penyampai ilmu Risalah Agama yang mulia ini,
- Perbanyak do’a
- Dekat dengan orang shalih dan lingkungan
shalih bukan lingkungan salah, atau lingkungan maksiat
This comment has been removed by the author.
Masya Allah,
Terimakasih atas informasinya ini, semoga hati kita bisa senantiasa hidup dan sehat
trm ksh